Thursday, November 28, 2019

Tema Natal Nasional Tahun 2019



“HIDUPLAH SEBAGAI SAHABAT BAGI SEMUA ORANG” 
 (bdk. Yohanes 15:14-15) 
Penetapan Tema Natal Nasional Tahun 2019 - yang juga menjadi tema kotbah diberbagai Perayaan Natal di seluruh Indonesia - dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap berbagai peristiwa di Indonesia yang menunjukkan betapa intoleransi sangat menguat serta timbul berbagai ancaman serius terhadap keutuhan berbangsa dan bernegara.
Situasi ini tidak dapat dianggap ringan, karena kehidupan berbangsa dan bernegara bukan hanya soal tersedianya makanan dan minuman, namun bagaimana kualitas relasi semua anak bangsa  dapat hidup berdampingan dengan damai tanpa melihat ras, suku maupun agama.
Pada umumnya, tidak ada manusia yang ingin BERMUSUHAN. Sebagaimana juga tidak ada orang yang KEBANGGAANNYA adalah memiliki banyak MUSUH. Namun dalam realitas kehidupan, ADA sebagian orang hidup DARI PERMUSUHAN, hidup DALAM  permusuhan, hidup UNTUK MENYEBARKAN dan MENGOBARKAN Permusuhan.  Sayangnya ketika ujarannya dihubungkan dengan kehendak Tuhan maka meskipun secara natural manusia menginginkan hidup harmonis dengan sesama, namun dorongan untuk memenuhi aspek TAAT kepada yg ilahi secara total, menyebabkan tindakan yang tak sesuai dengan nurani kemanusiaan pada umumnya.
Kelahiran Yesus Kristus ke dalam dunia telah dinubuatkan oleh para nabi ribuan tahun sebelumnya, bahwa akan datang PENYELAMAT (Messias) manusia, yang akan mengurbankan diriNya menggenapi seluruh ritual pengorbanan binatang yang ditetapkan oleh TUHAN sejak manusia jatuh dalam dosa.  Ul. 18:17-19; Yes. 9:5-6; Dan. 9:26.
Yesus sendiri menyatakan bahwa Ia setara dengan Bapa/menyamakan diri dengan Allah (Yoh. 5:17-18; Yoh. 10:30-38; Yoh. 8:57-59; Yoh. 17:5) dan dalam tindakannya: mengampuni dosa (Luk. 5:24; 7:48; Mark. 2:5,10), menerima penyembahan manusia (Mat. 14:33; 15:25; Yoh. 9:38) dan berbagai tindakan lain yang sebagaimana yang hanya dapat dilakukan oleh Allah.  Selain itu salah satu bukti yang sangat otentik bahwa Yesus Kristus adalah Pribadi yang Kekal, yaitu Allah yang menjadi manusia adalah bahwa ajarannya sesuai dengan sifat-sifat Allah dan bukannya seperti ajaran manusia biasa, khususnya ajaranNya mengenai kasih/sayang/cinta, sehingga para PengikutNya diperintahkan untuk hidup dalam kasih sebagaimana mereka telah dikasihi Allah. Bukan saja mengasihi saudara, bahkan mengasihi musuh dan memberkati mereka (Mat. 5:43-48).
Sebagaimana juga dinyatakan dalam Injil Yoh. 15: 12  Inilah perintah-Ku: Kamu harus saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu. 13  Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seseorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 14  Kamu adalah sahabat-sahabat-Ku jika kamu melakukan apa yang Kuperintahkan kepadamu. 15  Aku tidak lagi menyebut kamu hamba karena hamba tidak tahu apa yang dilakukan oleh tuannya. Akan tetapi, Aku menyebut kamu sahabat karena semua yang Aku dengar dari Bapa, telah Aku beritahukan kepadamu.

Ini adalah suatu perintah dari Allah sendiri, yang menegaskan bahwa "kita" harus saling mengasihi", sebagaimana Ia telah MENGASIHI kita dengan memberikan NYAWANYA bagi kita orang berdosa. sehingga  kita BERTUMBUH terus dalam KASIH.  Ibarat sebuah passing grade  untuk mengukur tingkat perkembangan kita dalam Mata Kuliah MENGASIHI,  maka  kita bertumbuh dari MENGASIHI SAUDARA-SAUDARA KEPADA KASIH AKAN SEMUA ORANG
2 Petrus 1:6 dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.

  Roma 12:18  Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
Marilah kita HIDUP SEBAGAI SAHABAT BAGI SEMUA ORANG.  Dengan demikian kita dapat merealisasikan apa yang menjadi  Pesan Natal Bersama PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI) DAN KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI) TAHUN 2019 yaitu agar kita "merayakan Natal dalam terang kehadiran Ilahi yang menawarkan persahabatan berlandaskan cinta kasih merupakan panggilan bagi kita untuk keluar dari sekat-sekat suku, budaya, agama, dan lain-lain. Bagi umat Kristiani panggilan tersebut merupakan suatu panggilan untuk menjadi murid sejati, yang mempraktikkan cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari bersama keluarga, Gereja, dan masyarakat. Pesan Natal 2019 adalah pesan persahabatan yang membawa kita kembali kepada sejarah bersama bangsa Indonesia, cita-cita bersamanya, dan perjuangan bersama bagi kemanusiaan, bagi Indonesia yang bermartabat."

Selamat merayakan natal Tahun 2019 dan tahun baru 2020


Pdt. desefentison, Gembala GKII Tanjung Selor Kab. Bulungan Kaltara

Thursday, November 21, 2019

Menulis Buku



  Lagipula, anakku, waspadalah! Membuat banyak buku tak akan ada akhirnya, 
dan banyak belajar melelahkan badan.
(Pengkhotbah 12:12)



Beberapa tahun yang lalu seorang Pelayan Tuhan yang telah purna tugas, membawa draft tulisannya dan bertanya bagaimana agar ia dapat menerbitkan tulisan tersebut menjadi sebuah buku?  Ia memiliki harapan yang luarbiasa, yaitu agar banyak orang dapat membaca dan diberkati melalui karya tersebut.  

Saya terharu karena kegigihannya bahwa pada usia yg lanjut dan dengan kesehatan yang menurun,  masih tersisa harapan yang kuat untuk menyelesaikan sesuatu.  Tetapi juga merasa tak berdaya untuk membantunya merealisasikan harapan mulia tersebut.  

Setelah  membaca lembaran demi lembaran - yang sebagian ditulis tangan, sebagian lagi diketik dengan mesin tik dan sebagian dengan komputer - saya hanya dapat menyatakan betapa saya menghargai upayanya untuk menulis dan bahwa topik yang dipilihnya memang penting untuk diketahui banyak orang kristen.

Meskipun akhirnya ia dapat mengerti bahwa tidak ada jalan untuk menerbitkan tulisan tersebut, namun saya mengagumi bahwa ia telah berhasil memikirkan suatu topik secara serius serta menulisnya sampai selesai, dan meskipun tidak pernah diterbitkan menjadi sebuah buku, paling tidak ia telah berhasil mendapat seorang pembaca yang menghargainya dengan luar biasa.

Bukankah ini lebih baik dari pada hanya merencanakan dan tidak menyelesaikan tulisannya? atau seseorang yang hanya sampai pada level terendah yaitu "apa yang harus saya tulis?".  Mungkin saja mengikuti "workshop Penulisan Buku/Writing Workshop" dapat membantu, tetapi tidak dapat menggantikan kesediaan untuk "menderita" dalam prosesnya.  

Salomo telah mengatakannya: "Membuat banyak buku tak akan ada akhirnya, dan banyak belajar melelahkan badan".

Tuesday, November 12, 2019

Kecenderungan Katekisasi Baptis 1


Did You Know: 
Salah satu kecenderungan dalam pelaksanaan katekisasi adalah mengajarkan Doktrin Dasar namun kurang mengajarkan Alkitab secara utuh
        
Bukan cerita baru apabila ada orang kristen yang kurang tahu bagaimana membuka Alkitab  dengan urutan yang benar, apalagi tentang isinya. 

Bahkan sebagian lagi,  meskipun menguasai materi katekisasi baptis, namun tanpa pengertian yang cukup untuk menghubungkan kebenaran-kebenaran dengan kehidupan praktis. 

 Pada bagian lain, penguasaan doktrin dasar  biasanya tidak  selalu berkaitan dengan pemahaman Alkitab sebagai suatu kesatuan.   Karena meskipun bersifat praktis, katekisasi dengan menggunakan sejumlah pertanyaan doktrinal dan jawaban dengan dukungan beberapa ayat Alkitab saja, kurang memberikan pemahaman dalam konteks utuh tentang apa yang Alkitab ajarkan. 

 Untuk mengisi celah tersebut maka harus dipadukan dengan pengajaran Alkitab secara kronologis.  Meskipun nampaknya menyita waktu lebih banyak namun manfaatnya jauh lebih besar bagi peserta katekisasi.  Karena itu dalam Buku "Katekisasi Baptis: Langkah Tepat dalam Mengajarkan Alkitab dan Iman Kristen" dimasukkan juga materi pembelajaran Alkitab Perjanjian Lama (Old Testament) dan Alkitab Perjanjian Baru (New Testament).


Buku Katekisasi Baptis Terbaru


 Urgensi Katekisasi Baptis dan Kebutuhan Materi Katekisasi 

Dalam sejarah kekristenan, kesadaran kembali akan pentingnya katekisasi  maupun penulisan katekismus dimulai sejak reformasi oleh Marthin Luther di Jerman maupun melalui tokoh reformasi seperti Calvin, sebagaimana  ia menulis pada tahun  1548 kepada the Lord Protector of England, dengan menyatakan: Believe me, Monseigneur, the church of God will never be preserved without catechesis.”  (percayalah kepadaku tuan, bahwa gereja Allah tidak akan terpelihara/bertahan tanpa katekisasi) 
 J. I. Packer, https://www.thegospelcoalition.org/article/packer-why-your-church-family-needs-catechesis/. 

Sejak Reformasi, beberapa Katekismus klasik telah digunakan seperti:
Katekismus Luther (Large & Small Catechism, 1529), 

Katekismus Jenewa (Catechism Of The Church Of Geneva, Being A Form Of Instruction For Children, 
                                    The Doctrine Of Christ, 1542), 
Katekismus Westminster (The Shorter Catechism, 1648), 
Katekismus Heidelberg (1563). 


Pada dasarnya semua Katekismus pasca reformasi disusun karena adanya kebutuhan pengajaran kepada orang-orang kristen yang baru saja berpisah dari ajaran maupun sistem gereja sebelumnya maupun bagi masyarakat umum yang kurang memahami ajaran dasar kehidupan kristen.  Sehingga sebagian besar dari pokok-pokok yang disampaikan berkisar pada tanya-jawab singkat tentang "Hukum Taurat, Pengakuan Iman, Doa Bapa Kami dan  isu-isu teologis  yang bertentangan dengan keyakinan reformasi seputar  doktrin keselamatan maupun sakramen (baptisan maupun perjamuan kudus). 

Dengan memperhatikan bahwa setiap jaman memiliki tantangan iman yang unik, maka diperlukan upaya terus menerus untuk mengembangkan sebuah materi Katekisasi yang dapat menjawab kebutuhan dewasa ini, dengan tidak meninggalkan tujuan utama Katekisasi maupun pokok-pokok iman Kristen yang harus dipahami oleh pengikut Yesus, serta pemahaman holiatik tentang Alkitab PL dan PB.

Dengan memperhatikan kebutuhan tersebut serta melengkapi berbagai literatur lain diseputar katekisasi baptis maka Buku ini diterbitkan yaitu "KATEKISASI BAPTIS: Langkah Tepat Untuk Mengajarkan Alkitab dan Dasar Iman  Kristen. 



Penulis: Pdt. Desefentison W. Ngir, M.Th

Kata Pengantar: Pdt. Dr. Daniel Ronda, Ketua Umum Gereja Kemah Injil Indonesia GKII).
Penerbit: Kalam Hidup Bandung
Halaman: 364





Pemesanan Buku

Untuk P. Jawa Dapat dipesan langsung  hanya di Toko Buku Kalam Hidup Bandung
atau langsung kepada Penulis:  WA. 082251626300; email: sonngir@yahoo.com
Harga (Belum Ongkos Kirim) Rp. 150.000.
Rata-rata 1 kg dapat 3 buku 

#katekisasi baptis
#materi katekisasi baptis
#pelajaran sebelum baptis




Katekisasi Baptis: Tanggungjawab Gembala Sidang

Katekisasi Baptis: Tanggungjawab Gembala Sidang Sekian tahun menjadi Gembala Sidang, saya menemukan bahwa para remaja dan pemuda yan...