“HIDUPLAH SEBAGAI SAHABAT BAGI SEMUA ORANG”
(bdk. Yohanes 15:14-15)
Penetapan Tema Natal Nasional Tahun 2019 - yang juga menjadi tema kotbah diberbagai Perayaan Natal di seluruh Indonesia - dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap berbagai peristiwa di Indonesia yang menunjukkan betapa intoleransi sangat menguat serta timbul berbagai ancaman serius terhadap keutuhan berbangsa dan bernegara.
Situasi ini tidak dapat dianggap ringan, karena kehidupan berbangsa dan bernegara bukan hanya soal tersedianya makanan dan minuman, namun bagaimana kualitas relasi semua anak bangsa dapat hidup berdampingan dengan damai tanpa melihat ras, suku maupun agama.
Pada umumnya, tidak ada manusia yang ingin BERMUSUHAN. Sebagaimana juga tidak ada orang yang KEBANGGAANNYA adalah memiliki banyak MUSUH. Namun dalam realitas kehidupan, ADA sebagian orang hidup DARI PERMUSUHAN, hidup DALAM permusuhan, hidup UNTUK MENYEBARKAN dan MENGOBARKAN Permusuhan. Sayangnya ketika ujarannya dihubungkan dengan kehendak Tuhan maka meskipun secara natural manusia menginginkan hidup harmonis dengan sesama, namun dorongan untuk memenuhi aspek TAAT kepada yg ilahi secara total, menyebabkan tindakan yang tak sesuai dengan nurani kemanusiaan pada umumnya.
Kelahiran Yesus Kristus ke dalam dunia telah dinubuatkan oleh para nabi ribuan tahun sebelumnya, bahwa akan datang PENYELAMAT (Messias) manusia, yang akan mengurbankan diriNya menggenapi seluruh ritual pengorbanan binatang yang ditetapkan oleh TUHAN sejak manusia jatuh dalam dosa. Ul. 18:17-19; Yes. 9:5-6; Dan. 9:26.
Yesus sendiri menyatakan bahwa Ia setara dengan Bapa/menyamakan diri dengan Allah (Yoh. 5:17-18; Yoh. 10:30-38; Yoh. 8:57-59; Yoh. 17:5) dan dalam tindakannya: mengampuni dosa (Luk. 5:24; 7:48; Mark. 2:5,10), menerima penyembahan manusia (Mat. 14:33; 15:25; Yoh. 9:38) dan berbagai tindakan lain yang sebagaimana yang hanya dapat dilakukan oleh Allah. Selain itu salah satu bukti yang sangat otentik bahwa Yesus Kristus adalah Pribadi yang Kekal, yaitu Allah yang menjadi manusia adalah bahwa ajarannya sesuai dengan sifat-sifat Allah dan bukannya seperti ajaran manusia biasa, khususnya ajaranNya mengenai kasih/sayang/cinta, sehingga para PengikutNya diperintahkan untuk hidup dalam kasih sebagaimana mereka telah dikasihi Allah. Bukan saja mengasihi saudara, bahkan mengasihi musuh dan memberkati mereka (Mat. 5:43-48).
Sebagaimana juga dinyatakan dalam Injil Yoh. 15: 12 Inilah perintah-Ku: Kamu harus saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu. 13 Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seseorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. 14 Kamu adalah sahabat-sahabat-Ku jika kamu melakukan apa yang Kuperintahkan kepadamu. 15 Aku tidak lagi menyebut kamu hamba karena hamba tidak tahu apa yang dilakukan oleh tuannya. Akan tetapi, Aku menyebut kamu sahabat karena semua yang Aku dengar dari Bapa, telah Aku beritahukan kepadamu.
Ini adalah suatu perintah dari Allah sendiri, yang menegaskan bahwa "kita" harus saling mengasihi", sebagaimana Ia telah MENGASIHI kita dengan memberikan NYAWANYA bagi kita orang berdosa. sehingga kita BERTUMBUH terus dalam KASIH. Ibarat sebuah passing grade untuk mengukur tingkat perkembangan kita dalam Mata Kuliah MENGASIHI, maka kita bertumbuh dari MENGASIHI SAUDARA-SAUDARA KEPADA KASIH AKAN SEMUA ORANG
2 Petrus 1:6 : … dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.
Roma 12:18 Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!
Marilah kita HIDUP SEBAGAI SAHABAT BAGI SEMUA ORANG. Dengan demikian kita dapat merealisasikan apa yang menjadi Pesan Natal Bersama PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA (PGI) DAN KONFERENSI WALIGEREJA INDONESIA (KWI) TAHUN 2019 yaitu agar kita "merayakan Natal dalam terang kehadiran Ilahi yang menawarkan persahabatan berlandaskan cinta kasih merupakan panggilan bagi kita untuk keluar dari sekat-sekat suku, budaya, agama, dan lain-lain. Bagi umat Kristiani panggilan tersebut merupakan suatu panggilan untuk menjadi murid sejati, yang mempraktikkan cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari bersama keluarga, Gereja, dan masyarakat. Pesan Natal 2019 adalah pesan persahabatan yang membawa kita kembali kepada sejarah bersama bangsa Indonesia, cita-cita bersamanya, dan perjuangan bersama bagi kemanusiaan, bagi Indonesia yang bermartabat."
Selamat merayakan natal Tahun 2019 dan tahun baru 2020
Pdt. desefentison, Gembala GKII Tanjung Selor Kab. Bulungan Kaltara
Selamat merayakan natal Tahun 2019 dan tahun baru 2020
Pdt. desefentison, Gembala GKII Tanjung Selor Kab. Bulungan Kaltara
No comments:
Post a Comment