Amsal 1:10,15,16
10 Hai
anakku, jikalau orang berdosa hendak membujuk engkau, janganlah engkau menurut;
15 Hai
anakku, janganlah engkau hidup menurut tingkah laku mereka, tahanlah kakimu
dari pada jalan mereka,
16 karena
kaki mereka lari menuju kejahatan dan bergegas-gegas untuk menumpahkan darah.
Bagi anak-anak dan para remaja, pengaruh seorang
teman terkadang lebih kuat daripada sumber pengaruh yang lain. Seringkali mereka mengatakan “saya hanya ikut
teman”. Dari sekedar “ikut teman”
akhirnya menjadi sebuah kebiasaan dan kesukaan pribadi.
Namun sebenarnya kekuatan pengaruh teman ini,
bukan hanya milik anak-anak dan remaja.
Perhatikan saja bagaimana orang dewasapun, tanpa sadar sedang
menjalankan kehidupan berdasarkan kekuatan maupun tekanan “ikut teman” dalam
bentuk yang lebih luas. Lihat saja, cara
kita berpakaian, model rambut, kesukaan yang aneh pada satu jenis merk tertentu
yg sedang trend, gadget baru. Sebagian
besar mengikuti, membeli, menggunakan sesuatu tanpa pengertian apakah ini
sesuatu yang benar-benar berguna bagi dirinya atau apa ini berhubungan dengan
kualitas.
Pada bagian lain, kecenderungan ini juga nampak
dalam pilihan bersifat rohani dan moral yang kita lakukan atau tidak kita
lakukan. Kebanyakan hanya bersifat “latah”
(ikut-ikutan atau sekedar mengulang apa yang sedang populer dipercayai atau
dibicarakan sebagai baik-buruk). Pada
saat “korupsi” dibenci semua teriak menolak koruptor dan meminta agar mereka
dipenjarakan bahkan ada yg menyarankan agar dihukum mati saja. Tidak berbeda jauh seperti ketika beberapa “selebritis”
politik menunggu respons “grassroot” sebelum berbicara dan menyatakan pandangan
politik. Jika masyarakat luas tidak
menyukainya, maka mereka juga menyatakan tidak menyukainya, jika opini umum
menyetujuinya, maka mereka juga menyatakan menyetujuinya. Sekedar menumpang perahu. Sikap ini bukan karena pemahaman tentang sesuatu
pokok persoalan atau bersifat moral.
Akhirnya terjebak dalam sikap relativitas etika-moral. Tidak jauh dari sikap tersebut adalah “ketidakjujuran”
yang dipelihara atas nama “korps sekantor” atau satu instansi. “Memang ini salah, tapi semua orang
melakukannya”.
Dalam hal ini Firman Tuhan mengajarkan agar kita
dengan keteguhan hati menolak bujukan dari orang yang berdosa, untuk terlibat
dalam kejahatan. Seperti menolak mengikuti rencana atau strategi menghancurkan seseorang (Amsal
1:11-13: menyangkut nyawa dan harta benda).
Bahkan jangan hidup menurut tingkah laku mereka. Cara yang paling tepat adalah dengan berkata “tidak”
dan tetap hidup berdasarkan kebenaran.
Pdt. Desefentison W. Ngir
Gembala Sidang Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Siloam Tarakan Kalimantan Utara
No comments:
Post a Comment